loader

Please Wait ...

Elva Nurrul Prastiwi
| Selasa, 24 Mei 2022

Putra Dorong Sinergitas Untuk Wujudkan Perpustakaan Digital

Ekosistem digital itu sebenarnya makin nyata terjadi saat pandemi COVID-19 terjadi.
Putra Dorong Sinergitas Untuk Wujudkan Perpustakaan Digital Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Putra Nababan.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi X DPR RI, Putra Nababan mendorong sinergitas yang apik guna mewujudkan perpustakaan dengan ekosistem digital.

Ekosistem digital itu sebenarnya makin nyata terjadi saat pandemi COVID-19 terjadi, dimana teknologi informasi dan komunikasi menjadi yang terutama.

"Ini adalah percepatan yang luar biasa, ini juga menjadi bagian yang kita perjuangan di DPR RI dari 2019 sampai hari ini, dan juga menjadi komitmen kita bersama bagaimana perpustakaan nasional ini betul-betul menjalankan digitalisasinya bersama,” kata Putra dalam talkshow bertajuk 'Transformasi Perpustakaan Menuju Ekosistem Digital' di Jakarta, Senin (23/5).

Digitalisasi perpustakaan papar Putra menjadi hal cukup penting pada saat ini, karena secara tidak langsung akan menimbulkan minat baca bagi masyarakat dengan cara kekinian.

Putra melihat selama pandemi COVID-19 saat diterapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) banyak siswa yang kesulitan mengakses buku, padahal banyak waktu yang bisa diisi dengan membaca buku.

"Salah satu hal yang saya dorong ke perpustakaan nasional dan Kemdikbud itu bagaimana anak anak SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi disaat pandemi mereka betul betul bisa mengakses perpustakaan nasional dengan mudah." paparnta.

Rendahnya minat baca ini juga berkaca data dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. 

Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca.

Lantas Putra menceritakan bagaimana usai terjadinya bom atom di Hirosima dan Nagasaki, Kaisar Jepang kala itu menanyakan jumlah guru yang tersisa. Dari sana sambung Putra bisa kita korelasikan dengan masa pandemi COVID-19, ada berapa banyak buku yang bisa diakses oleh masyarakat.

"Ketika Kaisar jepang tahun 1945 datang ke Hirosima dan Nagasaki yang ditanya bukan hal yang lain namun yang ditanya gurunya masih sisa berapa? nah ketika terjadi pandemi yang kita tanya adalah berapa banyak buku yang bisa diakses oleh anak-anak kita, bisa dibayangkan anak dirumah mereka tidak punya bahan bacaan" papar Putra.

Dalam kesempatan tersebut, Putra juga menyoroti masih minimnya perhatian kepala daerah dalam mewujudkan perpustakaan yang memadai

"Kalau kita lihat mata anggarannya sangat manggantungkan komitmen kepala daerah. Saya justru berharap perpustakan-perpustakaan daerah ini menjadi penghubung. Sehingga ketika kita membangun perpustakaan daerah bukan seperti perpustakaan nasional, tapi bagaimana bisa menjadi penghubung ke perpustakaan nasional." tambahnya.

Sumber: Gesuri.id

QUOTE
quote
quote
quote
quote
quote