loader

Please Wait ...

Ali Imron Hamid
| Selasa, 28 Jul 2020

Putra: Covid-19 Paksa Industri Pariwisata Berubah Cepat

Perlu libatkan generasi muda untuk menemukan pendekatan baru dari kebangkitan pariwisata. Mereka lebih adaptif terhadap perubahan.
Putra: Covid-19 Paksa Industri Pariwisata Berubah Cepat Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan Putra Nababan. (Foto: gesuri.id/Elva Nurrul Prastiwi)

Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan Putra Nababan mengajak para pelaku pariwisata di Jakarta Timur untuk melakukan terobosan di masa pandemik Covid-19 di tengah terpuruknya industri pariwisata nasional. Karena mau tidak mau, wabah Covid-19 di satu sisi memaksa pelaku industri pariwisata nasional melakukan perubahan dengan cepat. 

"Untuk itu kalangan pendidikan perlu ikut membantu memikirkan dunia pariwisata yang sekarang mengalami technical knock out (TKO) agar bagaimana caranya industri pariwisata bisa tetap begerak," katanya saat melakukan kunjungan kerja dan memberikan bantuan sembako Balasa di dua SMK yang berbeda yaitu SMK Perhotelan Atlantica Pulo Mas dan SMK Pariwisata Paramitha Jakarta Timur, Senin (27/7).

Menurut Putra, wabah Covid di satu sisi, memaksa pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif untuk berubah dengan cepat. Sebab kondisi pariwisata di masa covid ini tidak sama keadaanya dengan sebelum pandemik terjadi. Untuk itu pelaku pariwisata harus bersemangat dan bangkit sehingga tidak terus menerus mengalami keterpurukan. 

Banyak wilayah uang PAD terbesar dari sektor pariwisata mengalami keterpurukan. Bali misalnya, banyak industri pariwisata yang gulung tikar karena selama 4 bulan tidak ada agenda pariwisata dan wisatawan yang datang. Para pelaku pariwisata itu tidak tahu kapan wabah ini akan berhenti. 

"Saya mendapat informasi dari salah seorang dubes negara sahabat yang memprediksi di akhir 2021 sebanyak 5 miliar penduduk dunia akan selesai divaksin. Jadi selama vaksin itu belum ditemukan, maka industri pariwisata harus tetap bergerak," ujarnya. 

Untuk mempercepat perubahan tersebut, tambah Putra, insan SMK Pariwisata harus lebih adaptif terhadap pendekatan baru terutama dengan penggunaan teknologi. "Generasi muda sekarang lebih adaptif terhadap perubahan ketimbang generasi yang lebih senior yang cenderung sulit untuk mengikuti perubahan. Jika tidak bisa mengikuti perubahan maka akan mati," katanya. 

Putra lantas menceritakan betapa mudahnya anak zaman sekarang belajar membuat kue hanya dengan melihat dari youtube dan menjualnya menggunakan media Sosial. 

Kepala Sekolah SMK Paramitha Jakarta Timur  Dr. JB Sumarsono mengucapkan terima kasih atas bantuan sembako dari Kemenparekraf. Dia mengaku bersyukur bantuan tersebut bisa membantu pelaku pariwisata di Jakarta Timur. "Saat ini pariwisata sedang tiarap sehingga semua mengalami kesulitan di masa pandemik Covid-19," katanya.

Menurut Sumarsono, selama masa pandemik ini, siswa pariwisata banyak mengalami kesulitan dalam mengikuti program belajar jarak jauh. Tidak semua siswa memiliki fasilitas android, wifi yang memadai. "Hal ini membuat mereka mengungsi ke temannya atau datang ke sekolah," ujarnya. 

Sebelum berkunjung ke SMK Paramitha, Putra Nababan mengunjungi SMK Perhotelan Atlantica di Pulo Mas Jakarta Timur. Kepala Sekolah SMK Atlantica Fie Fie Arsyad,S.Pd. berterima kasih terhadap bantuan yang diberikan sebagai wujud kepedulian terhadap insan pariwisata di Jakarta Timur. "Bantuan ini sangat membantu kami dalam mengatasi kesulitan di masa pandemik Covid 19," katanya.

Fie Fie juga mengakui kalau di masa pandemik ini, tidak ada lagi kegiatan pariwisata yang bisa dilakukan. Semua terpuruk. Tingkat hunian hotel jatuh dan tidak ada lagi yang mau menginap di hotel atau melakukan perjalanan wisata. Tempat wisata juga sepi tidak ada wisatawan yang datang. Hal yang sama juga berimbas kepada kegiatan belajar mengajar SMK Perhotelan Atlantica yang juga tidak bisa maksimal. "Banyak siswa mengeluh karena tidak punya kuota yang memadai untuk ikut kuliah online," katanya. 

Terkait dengan kesulitan siswa untuk belajar jarak jauh, Putra mengatakan bahwa kurikulum yang ada saat ini memang tidak dirancang untuk pembelajaran jarak jauh. "Kurikulum itu cocok untuk diterapkan pada pertemuan tatap muka. Kami di DPR juga sudah mengkritisi Kemendikbud tentang perlunya pemerintah mematangkan kurikulum berbasis daring buat anak sekolah di masa Covid-19," katanya. 

Putra lantas menceritakan bahwa ada guru di Jakarta Timur yang terpaksa harus mengantarkan soal kepada calon siswanya di saat ujian sekolah di pagi hari lalu kembali datang untuk mengambil lembar jawaban siswa di sore hari. "Guru melakukan itu karena siswanya terkendala dengan kuota internet karena itu dia rela mendatangi rumah siswanya itu satu per satu," katanya. 

Dalam kegiatan penyerahan Balasa di SMK Atlantica dan SMK Paramitha beberapa asosiasi hadir untuk menerima bantuan seperti Perkumpulan Chef Profesional Indonesia (PCPI), Akpindo Bartender, Chef Indonesia Culinary, ICA Jakarta, Indonesia Pastry Alliance, SAS Tour &  Travel, Kuani Global Travel Service, The Media Hotel & Tower, Atlet Hotel  Tower, PT. UPL Marine dan Aston. Kegiatan penyerahan bantuan Balasa ini dilakukan di outdoor untuk menghindari penularan Covid-19 yang menurut WHO lebih cepat ditularkan di ruang tertutup yang sirkulasi udaranya kurang lancar.

QUOTE
quote
quote
quote
quote
quote