loader

Please Wait ...

Nurfahmi Budi Prasetyo
| Minggu, 17 Mei 2020

Sosialisasi 4 Pilar, Putra Jelaskan Gotong Royong Zaman Now

Memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai sarana untuk bisa bergotong royong.
Sosialisasi 4 Pilar, Putra Jelaskan Gotong Royong Zaman Now Anggota MPR RI Fraksi PDI Perjuangan Putra Nababan saat Sosialisasi 4 Pilar MPR RI kepada Konstituennya di Posko Kerja Putra Nababan, Matraman, Jakarta Timur, Senin (10/2). (Foto: Istimewa)

Jakarta, PutraNababan.com - Anggota MPR RI Fraksi PDI Perjuangan Putra Nababan mengatakan, akar dari kita bersatu itu perekatnya adalah gotong royong. 

Demikian ia mengutip Pidato 1 Juni 1945 Bung Karno di depan Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Karena itu, kata Putra, dengan segala kecanggihan teknologi saat ini, seperti adanya handphone bukan berarti membuat kita menjadi individualis. Justru lebih memudahkan kita untuk gotong royong.

Hal itu ia sampaikan dalam Sosialisasi 4 Pilar MPR RI kepada Konstituennya di Posko Kerja Putra Nababan, Matraman, Jakarta Timur, Senin (10/2). Lebih lanjut Putra Nababan menjelaskan makna gotong royong zaman now yaitu memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai sarana untuk kita bisa bergotong royong.

"Seperti saat saya lagi di luar kota waktu tahun baru kemarin, tiba-tiba ada berita di Dapil saya airnya sampai 2-3 meter. Justru karena WA, sosial media, kita bisa bangkit, bisa mengumpulkan banyak orang, turun ke lapangan menyalurkan bantuan," tuturnya.

Putra memberikan contoh bagaimana seorang anak muda kreatif pegiat startup  yang membuat platform untuk medium gotong royong menolong orang yang kesulitan biaya pengobatan.

"Kitabisa.com adalah sarana bergotong royong zaman now, banyak orang memberikan sumbangan kepada masyarakat kurang mampu yang perlu bantuan. Bahkan hingga Miliaran Rupiah dana gotong royong itu dikumpulkan," tambahnya.

Masih dijelaskan Putra, soal gotong royong yang ada di dalam masing-masing sila di Pancasila.

"Dan ini saya sampaikan ke Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim yang ingin mengembalikan pendidikan karakter ke sekolah-sekolah. Karakternya dari mana? Dari TV, Facebook, Instagram? Saya sampaikan kepada Pak Nadiem, 1 Juni 1945 Bung Karno telah menyampaikan apa yang menjadi karakter bangsa Indonesia. Saya sampaikan itu kepada Pak Nadiem di Rapat Kerja DPR dengan Kemendikbud," papar Putra.

Bung Karno, jelas dia, kurang lebih ingin menegaskan dasar dari 5 sila Pancasila adalah semangat gotong royong. Sekiranya ada yang tidak menyukai bilangan lima, alternatifnya bisa diperas menjadi Trisila, bahkan bisa dikerucutkan menjadi Ekasila, satu. Apa itu Ekasila? Gotong royong.

"Gotong royong menurut Bung Karno lebih dinamis dari kekeluargaan. Prinsip berketuhanan itu harus menghormati sesama. Kemudian prinsip kemanusiaan universalnya harus berjiwa gotong royong. Keadilan dan beradab, bukan pergaulan kemanusiaan yang menjajah dan eksploitatif," urainya.

Dilanjutkan Putra, persatuan juga berdasarkan gotong royong yaitu mengupayakan persatuan dengan tetap menghargai perbedaan dalam Bhineka Tunggal Ika, bukan kebangsaan yang meniadakan perbedaan atau menolak persatuan.

"Demokrasinya juga harus gotong royong. Mengembangkan musyawarah mufakat. Bukan pakai voting karena banyak-banyakan. Bukan demokrasi yang didikte oleh suara myaoritas atau minoritas elite penguasa atau pemilik modal," sambung Putra.

Ditambahkan dia, prinsip keadilannya: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia harus bergotong royong. Mengembangkan partisipasi dan emansipasi di bidang ekonomi dengan semangat kekeluargaan. Bukan kesejahteraan yang berbasis individualisme, liberalisme dan kapitalisme. Bukan pula menentang kebebasan individu seperti dalam sistem etatisme.

Setelah menunaikan kewajiban sebagai Anggota MPR RI di Dapil dengan menyosialisasikan 4 Pilar MPR RI yang berisi tentang Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, Putra Nababan yang juga Anggota DPR RI Dapil Jakarta Timur juga menyerap aspirasi masyarakat yang berasal dari jaringan Serikat Perjuangan Rakyat Indonesia (SPRI) yang mewakili 16 kelurahan di Jakarta Timur.

Sejumlah aspirasi yang disampaikan kepada Putra Nababan diantaranya adalah masalah beasiswa, siswa berprestasi di bidang olahraga yang kurang perhatian hingga masalah lapangan pekerjaan

QUOTE
quote
quote
quote
quote
quote