loader

Please Wait ...

Nurfahmi Budi Prasetyo
| Minggu, 17 Mei 2020

Putra Apresiasi Kemendikbud Bentuk Dua Direktorat Baru

Direktorat Pendidikan Masyarakat (Dikmas) dan Pendidikan Khusus, serta Direktorat Kursus dan Pelatihan.
Putra Apresiasi Kemendikbud Bentuk Dua Direktorat Baru Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Putra Nababan. (Foto: Elva Nurrul Prastiwi)

Jakarta, PutraNababan.com - Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Putra Nababan mengapresiasi kerja cepat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang telah membentuk dua direktorat baru untuk merespon kebutuhan mendesak untuk pengembangan pendidikan non formal. 

Dua direktorat tersebut yaitu Direktorat Pendidikan Masyarakat (Dikmas) dan Pendidikan Khusus di bawah Ditjen PAUD Dikdasmen serta Direktorat Kursus dan Pelatihan yang berada di bawah Ditjen Pendidikan Vokasi.

"Para pendidik non-formal dan informal beberapa waktu lalu memprotes keras peniadaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat dalam nomenklatur baru Kemendikbud, sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2019," ungkap Putra di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (21/2).

Dan dengan kebesaran hati Mendikbud, sambung Putra, aspirasi para pendidik itu bisa diterima. Dua Direktorat langsung di bentuk oleh Mendikbud, untuk menunjukkan bahwa pendidikan non-formal dan informal tidak diabaikan oleh pemerintah. 

Putra mengatakan, Mendikbud Nadiem Makarim dan jajarannya patut diapresiasi karena kemarin dalam pembahasan Program Kemendikbud, akhirnya memasukkan kembali Direktorat Dikmas dan Diksus ke dalam struktur organisasi Kemendikbud.

"Respon cepat Mendikbud dan jajarannya dalam menindaklanjuti isu dan aspirasi di masyarakat akan kebutuhan pendidikan non formal akan turut berperan untuk melahirkan SDM unggul, mengingat seharusnya bukan hanya pendidikan formal saja yang diperhatikan, pendidikan non formal juga butuh diurus karena banyak juga sekolah-sekolah terbuka di pelosok daerah maupun di perkotaan yang butuh kehadiran negara," harap Putra.

Putra mengaitkan keputusan Kemendikbud membentuk 2 Direktorat baru tersebut juga tak lepas dari perhatian dirinya dan rekan-rekan di Komisi X lainnya dalam beberapa kali Rapat Kerja dengan Mendikbud beserta jajarannya dan Kunjungan Spesifik ke daerah salah satunya ke Pangkal Pinang, Kepulauan Riau yang menyinggung pentingnya memajukan pendidikan non formal.

Lebih lanjut Putra menambahkan, dalam kunjungan ke Dapil, ia pernah beberapa kali mengunjungi sekolah anak pemulung di bilangan Kelurahan Rawa Terate, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Sekolah yang ditujukan untuk anak-anak pemulung di kampung kawasan industri Pulo Gadung.

Pada kesempatan itu Putra bertemu langsung dengan para siswa siswi dan Guru dari Sekolah Anak Pemulung di bilangan Cakung. 

Kepada Putra beberapa orang tua murid yang hadir menyampaikan keluh kesahnya karena keterbatasan mereka sebagai pemulung untuk menyekolahkan anak-anak mereka.

Besar harapan mereka terhadap anak-anaknya kelak agar tak menjadi seperti orang tua, pemulung. 

"Dalam mengatasi keterbatasan itu, anak-anak pemulung pun dapat menempuh kegiatan belajar mengajar, dan ini yang juga harus mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah," imbuh Putra.

Diketahui, Sekolah Anak Pemulung merupakan sekolah yang didirikan berdasarkan inisiatif dari aktivis gereja ini ditunjukkan dengan pendirian Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD dan bimbingan belajar atau bimbel. Sampai saat ini, Sekolah Anak Pemulung telah memiliki 50 siswa siswi yang berasal dari anak para pemulung.

Kegiatan belajar mengajar berlangsung pada setiap hari sabtu dan minggu, serta terbagi atas dua sesi kelas yakni kelas pagi dan kelas sore. Salah satu Guru di Sekolah Anak Pemulung menjelaskan bahwa ruangan tempat kegiatan belajar mengajar yang digunakan saat ini merupakan sewaan, sehingga bukan milik dari Sekolah Anak Pemulung.

"Aspirasi yang saya terima saat itu, para pengelola sekolah non formal itu mengungkapkan kesulitannya selama ini adalah mencari relawan pendidik yang mau mengabdikan diri untuk mengajar di sekolah tersebut," paparnya.

Selain itu, Putra melanjutkan, terdapat kebutuhan yang masih sangat terbatas di Sekolah Anak Pemulung. Antara lain seperti meja, buku pelajaran hingga buku bacaan yang masih seadanya dan menunggu donasi dari warga setempat atau donator yang memiliki perhatian khusus kepada anak-anak pemulung di wilayah Cakung ini.

QUOTE
quote
quote
quote
quote
quote