loader

Please Wait ...

Elva Nurrul Prastiwi
| Rabu, 05 Jan 2022

Tahapan-Tahapan Pembelajaran Tatap Muka 100% Sudah Dijalankan

"Saya mendukung itu sejak akhir Desember 2020, dan ikut membahas SKB 4 Menteri."
Tahapan-Tahapan Pembelajaran Tatap Muka 100% Sudah Dijalankan Rakyat Merdeka, Selasa 4 Januari 2022, halaman 2.

PTM 100 persen kapasitas kelas di wilayah PPKM Level 1 dan 2, mulai digelar. Pendapat Anda?

Saya mendukung itu sejak akhir Desember 2020, dan ikut membahas SKB 4 Menteri. Yakni, bagaimana Pemerintah Daerah diberikan kewenangan untuk melihat situasi Covid-19 di daerahnya masing-masing. Lalu, mempersiapkan anak-anak sekolah untuk bisa melakukan pembelajaran tatap muka (PTM).

Apakah vaksinasinya sudah memenuhi syarat?

Pemerintah dan DPR sudah memperjuangkan untuk vaksin yang usia 12-18 tahun. Waktu itu sebelum varian Delta. Guru, tenaga kependidikan dan dosen sudah divaksin. Sebelum Ramadhan 2021, sudah uji coba tatap muka. Setelah ada varian Delta, kita PPKM Level 4 selama 2,5 bulan. Setelah itu, kita vaksin usia 12-18 tahun. Kemudian, kita mulai uji coba PTM terbatas. Sekarang ini, ada vaksinasi untuk usia 6 sampai 11 tahun. Jadi, tahapan-tahapan itu sudah dijalankan untuk mempersiapkan anak-anak kita ke sekolah.

Apakah PTM 100 persen harus dilakukan saat ini?

Iya, karena satu-satunya institusi pendidikan yang daring di republik ini, hanya Universitas Terbuka (UT). Yang lainnya, tidak siap. Dalam hasil survei Kemendikbud yang dilapor- kan ke Komisi X DPR, learning loss atau kehilangan pengalaman belajar anak-anak kita, benar adanya. Jawaban atas persoalan itu bukan hybrid (perpaduan daring dan PTM) ditambah. Tapi, harus segera PTM,karena kurikulum kita ini kurikulum fisik. Kita kan tak mau anak-anak bertahap? kita terus mengalami learning loss. Ya sudah, tatap muka.

Apakah pelaksanaannya perlu bertahap?

Oh, boleh saja. Tiga kali seminggu dulu tidak apa-apa. Misal Senin, Rabu, Jumat, dan ada anak-anak yang masuk Selasa, Kamis, Sabtu. Tapi segera, jangan ada perdebatan lagi, mau bertahap lagi atau tidak. Karena, setiap daerah berbeda-beda kondisinya. Di Jakarta Timur dan Tapanuli Utara misalnya, berbeda. Urusan seperti ini, biar Pemda masing-masing yang punya penilaian. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) harus kepada Pemda. Misalnya kemarin saya ke Tebing Tinggi, Sumatera Utara, mereka itu statusnya sudah PPKM Level 2. Daerah di sekitarnya ada yang Level 1, tapi tidak diizinkan untuk PTM tiga kali dalam seminggu. Tetap dua minggu sekali.

Alasannya apa?

Ya itu, belum ada izin Kemendagri. Pemda seharusnya didukung agar membuka kembali sekolah. Karena, yang kita hadapi ini hilangnya pengalaman belajar generasi penerus.

Apa lagi catatan Anda tentang PTM?

Satu lagi yang mau saya dorong. Lucunya, ketika kita sudah memvaksin anak-anak di atas usia 12, seharusnya universitas sudah dibuka dari tahun lalu. Masak SD sudah dibuka, kampus belum.

Mahasiswa harus segera menjalani pembelajaran tatap muka ya..

Iya, karena ini agak aneh.

Anda sudah suarakan mengenai hal ini?

Saya sudah dorong rektor-rektor setiap saya bertemu mereka. Saya minta agar kampus-kampus segera dibuka. Terutama Fakultas kedokteran, fakultas teknik. Mereka butuh alat, laboratorium, praktik dan segala macam. Masak mereka jadi dokter online. Ini masalah serius juga. Jadi, jangan hanya fokus di SD. Sorot juga perguruan tinggi, karena sampai sekarang belum buka. Padahal, warga perguruan tinggi sudah divaksin dua kali, kan sudah dewasa semua.

Sumber: Rakyat Merdeka, Selasa 4 Januari 2022, halaman 2.

QUOTE
quote
quote
quote
quote
quote